Yang Setia yang Dianiaya

Bahan: 1 Petrus 3:17
Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat.

Apakah orang yang telah berlaku setia kepada TUHAN selalu dibebaskan dari malapetaka dan pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan? Kehidupan ini tidak selalu berlangsung seperti yang kita harapkan. Kadang-kadang orang yang baik tidak lolos dari malapetaka dan kesusahan, sedangkan orang yang jahat bisa saja hidup enak dan lepas dari jerat hukum. Itulah yang terjadi pada zaman nabi Yeremia. Para nabi palsu yang menyampaikan nubuat palsu dihargai oleh raja, sedangkan nabi Yeremia yang menyampaikan pesan dari TUHAN harus masuk ke dalam penjara. (Yeremia pasal 35). Dari sudut pandang manusiawi, TUHAN seolah-olah membiarkan saja nabi Yeremia mendapat perlakuan buruk. Kita hanya bisa memahami keadaan seperti ini bila kita melihat dari sudut pandang Allah, yaitu bahwa penderitaan zaman ini ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita di masa mendatang (Roma 8:18). Menderita karena melakukan kehendak Allah bukan suatu aib melainkan suatu kebanggan (Matius 5:11-12).

Sepanjang zaman, banyak orang beriman yang mengalami penganiayaan dari pihak orang-orang yang tidak beriman. Sifat dunia yang bertentangan dengan kehendak Allah (1 Yohanes 2:16) membuat tidak mengherankan bila umat TUHAN dicemooh, difitnah, dan dianiaya. Bila kita selalu mengalami keamanan, tidak pernah mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan, jangan-jangan kita sudah menjadi garam yang tidak asin atau terang yang tidak menerangi lagi. Bila kita setia menjalankan misi dari TUHAN, dosa akan ditelanjangi sehingga mungkin saja akan ada orang yang menjadi gelisah dan terusik kenyamanannya.

Sumber: GEMA